Istilah-istilah dalam senapan angin

A

ACCESSORY RAIL:

A metal track intended for mounting hand stops or slings / Sebuah jalur metal ditujukan untuk pegangan tangan atau pemasangan sling.

ACCURACY / AKURASI:

The ability of an airgun to consistently group a serious of shots within a diameter as small as possible, at a given distance under optimal conditions. Accuracy does not take into account human error or environment conditions such as wind and elevation. / Kemampuan suatu senapan angin untuk secara konsisten mengelompokkan beberapa tembakan dalam diameter sekecil mungkin, pada jarak tertentu dalam kondisi yang optimal. Akurasi tidak memperhitungkan kesalahan manusia atau kondisi lingkungan seperti angin dan elevasi.

AIR RIFLE / SENAPAN ANGIN :

An airgun (also air rifle or air pistol) is a rifle or pistol that fires a projectile by means of compressed air or other gases. Most airguns use metallic projectiles as ammunition. / Sebuah senapan (termasuk senapan atau pistol angin) adalah senapan atau pistol yang yang menembakan proyektil dengan cara kompresi udara atau gas lainnya. Senapan angin Kebanyakan menggunakan proyektil logam sebagai amunisi.

AIR RIFLE SCOPE / PEMBIDIK SENAPAN ANGIN : Designed as a rifle scope but sturdy enough for double recoil of a spring piston air rifle and normally for parallax within 10 yards. / Dirancang sebagai alat bidik senapan tapi cukup kokoh untuk menahan hentakan  dua kali lipat senapan Per dan biasanya untuk penglihatan yang berjarak 10 meter.



 B

BALLISTIC COEFFICIENT / PERFORMA KOEFISIEN BALISTIK:

A measure of how a projectile decelerates during its flight through the air due to drag. It is an important and useful concept that is used for ballistics calculations. The higher the BC, the more aerodynamic the pellet will be, and the smaller the BC of a pellet, the greater its air resistance. / Sebuah ukuran seberapa proyektil berkurang kecepatannya selama penerbangan melalui udara akibat menyeret. Ini merupakan konsep penting dan berguna yang digunakan untuk perhitungan balistik. Semakin tinggi PERFORMA KOEFISIEN BALISTIK, pelet akan lebih aerodinamis, dan semakin kecil PERFORMA KOEFISIEN BALISTIK dari pelet, hambatan udara semakin lebih besar.

BARREL TIME / WAKTU TEMPUH LARAS:

The time elapsing between a pellet starting to leave its seat exiting the muzzle. Barrel Time and Lock Time are significant, as they can greatly affect the Point-0f-Impact (POI). / Waktu tempuh antara pelet mulai meninggalkan mulut laras keluar ujung laras. Waktu tempuh laras dan Waktu Kunci adalah signifikan, karena mereka dapat sangat mempengaruhi Titik Dampak (POI).

BENCHREST / DUDUKAN BERTUMPU:

A specifically designed support, e.g.a table (rest). / Dukungan yang dirancang khusus, contoh  meja dengan dudukan bertumpu.

BIPOD / TUMPUAN DUA KAKI:

A two legged support attachment to the fore-end of the stock. / Dua kaki dukungan tambahan di ujung depan popor.

BLUING / KEBIRUAN:

The chemical treatment to color ferrous metal parts in a various shades of blue or black. / Kebiruan: Perlakuan kimia untuk mewarnai bagian logam besi dalam berbagai nuansa warna biru atau hitam.



C

CALIBER / KALIBER:

The numerical value of an approximation of a pellet diameter, measured in inches or millimeters. / Nilai numerik dari perkiraan diameter pelet, diukur dalam inci.

CHEEK PIECE / BAGIAN PIPI:

A rasied part of the side of a stock of a should-arm. / Sebuah bagian dari sisi popor yang mempunyai bagian pipi.

CHOKE / TERCEKIK:

The slightly narrow bore diameter towards the muzzle, about 1 to 1.5 inches long. The pellet is sized down before it exits the barrel to ensure each one does so in exactly the same way. / Diameter lubang sedikit sempit menuju moncong, sekitar 1 sampai 1,5 inci panjang. Ukuran Pelet turun sebelum keluar laras untuk memastikan masing-masing melakukannya dengan cara yang persis sama.



CO2 / KARBON DIOKSIDA:

The chemical formula for Carbon Dioxide. CO2 is in a fluid state when pressurized. / Rumus kimia untuk Karbon Dioksida. CO2 dalam keadaan cair ketika bertekanan.



C02 Gun / SENAPAN KARBON DIOKSIDA:

Airgun powered by Carbon Dioxide (CO2) from a compressed liquid source. CO2 boils from a liquid state to a gas as the airgun is charged. Gaseous C02 propels the projectile when the air gun is fired. CO2 typically produces 500psi at 32F (0C) and 1000 psi at 85F (29C), which provides a typical operating pressure of 750psi in airguns. / Senapan angin didukung oleh Karbon Dioksida (CO2) dari sumber cairan terkompresi. CO2 Menguap dari keadaan cair ke gas saat senapan angin terisi. Gas C02 yang mendorong proyektil ketika senapan angin ditembakkan. CO2 biasanya menghasilkan 500psi di 32F (0C) dan 1000 psi di 85F (29C), yang menyediakan tekanan operasi tipikal 750psi di senapan angin.

COATED OPTICS / OPTIK DILAPISI:

Coating on lens surfaces reduce light loss and glare due to reflection for a brighter, higher contrast image with reduced eyestrain. / Coating pada permukaan lensa untuk mengurangi kehilangan cahaya dan silau karena refleksi untuk gambar, dengan kontras terang lebih tinggi kelelahan mata berkurang.

                TYPES OF COATING / JENIS LAPISAN:    

(a)  COATED / DILAPISI:  A single layer on at least one lens. / Sebuah lapisan tunggal pada setidaknya satu lensa

(b)  FULLY COATED / SEPENUHNYA DILAPISI: A single layer on all air-to-glass surfaces.: Sebuah lapisan tunggal pada semua udara-ke-permukaan kaca.

(c)  MULTI-COATED / DILAPISI GANDA:

      Multiple layers on at least one lens and all surfaces are coated at least once. Beberapa lapisan pada setidaknya satu lensa dan semua permukaan yang dilapisi setidaknya sekali.

  (d)   FULLY MULTI-COATED / DILAPISI GANDA SEPENUHNYA: Multiple layers on all air to glass surfaces. lapisan Beberapa di udara semua permukaan kaca.

COMPETITION/MATCH GRADE AIRGUN / KOMPETISI SENAPAN ANGIN KELAS MATCH:

A modern airgun for precision and shooting balance. This is the class of airguns used in Olympic competition. These airguns are capable of delivering exceptional accuracy with modest power. / Senapan angin moderen untuk presisi dan keseimbangan menembak. Ini adalah kelas senapan angin yang digunakan dalam kompetisi Olimpiade. senapan angin Ini mampu memberikan akurasi yang luar biasa dengan kekuatan sederhana.



 D

DEFLECTION / LENDUTAN:

The change in the path of a projectile due to passing through a medium or can also can be caused by wind. / Perubahan di jalur dari sebuah proyektil karena melewati media atau bisa juga dapat disebabkan oleh angin.



E

ENERGY / ENERGI:

Kinetic energy of a projectile. Measured n Foot/Pounds or Joules. / Energi kinetik dari proyektil. Diukur dalam Foot / Pounds atau Joules.

EXIT PUPIL / REFLEKSI GAMBAR  KELUAR:

The size of the column of light that leaves the eyepiece of a scope. The larger the exit pupil is, the brighter the image. To determine the size, divide the objective lens diameter by the power. / Besarnya kolom cahaya yang meninggalkan lensa mata dari scope. Semakin besar Refleksi gambar keluar, semakin terang gambar. Untuk menentukan ukuran, membagi diameter lensa objektif dengan kekuatan.

EYE RELIEF / RELIEF MATA:

The distance a scope can be held away from the eye and still present the full field of view. / Jarak scope dapat dijauhkan dari mata dan masih menyajikan bidang penuh pandang.





F

FEET PER SECOND (FPS) / KAKI PER DETIK (FPS):

Unit of measurement of the speed a projectile flies. Also see Meters Per Second and Velocity. / Unit pengukuran kecepatan proyektil terbang. Juga lihat Meter per detik dan Kecepatan.

FIELD OF VIEW (F.O.V.) / BIDANG PANDANGAN :

The side-to-side meausurement of the circular viewing field or subject area. It is defined by the width in feet or meters of the area visible at 100 yards or meters. A wide field of view makes it easier to spot game and track moving targets. Generally, the higher the magnification is, the narrow the field of view will be. / Ukuran dari sisi ke sisi bidang melihat melingkar atau daerah subjek. Hal ini didefinisikan oleh lebar dalam kaki atau meter dari area yang terlihat pada 100 yard atau meter. Sebuah bidang pandang lebar membuat lebih mudah untuk menemukan permainan dan melacak target bergerak. Umumnya, pembesaran semakin tinggi bidang pandang akan sempit.



G

GROOVES / ALUR:

Grooves and Land make the rifling of a barrel. The grooves are the lowered areas between two lands. / Alur dan dasar laras membuat putaran di dalam laras. Alur adalah daerah cekungan antara dua dasar laras.

GRAIN: Measure of weight applied to pellets. 1 grain equals 0.0648 grams / Ukuran berat digunakan untuk pelet. 1 grain sama dengan 0,0648 gram.

GROUP / KELOMPOK:

A cluster of pellet holes made by the same airgun/pellet combination, formed from numerous shots fires at a target using the same point of aim, for checking accuracy. A 10-12 shot group provides useable statistics. / Sekelompok lubang pelet dibuat oleh kombinasi senapan angin / mimis yang sama, terbentuk dari sejumlah tembakan ke target tujuan menggunakan pada titik yang sama , untuk memeriksa akurasi. Sebuah grup tembakan 10-12 memberikan statistik yang bisa digunakan.

GROUP SIZE / UKURAN KELOMPOK:

Commonly measured center-to-center, the maximum distance between the centers of the two farthest shots in a group. / Umumnya diukur tengah-to-tengah, jarak maksimum antara pusat dari dua tembakan terjauh dalam kelompok.

H

HAND STOP / PENYANGGA TANGAN:

A device attached to the stock’s fore-end to prevent the supporting hand from sliding forward. / Sebuah perangkat yang melekat pada popor depan untuk mencegah pendukung  tangan dari geser ke depan.

I

IRON SIGHTS / PEMBIDIK BESI:

A system of aligned markers used to assist in the aiming and excludes the use of optics as in a scope. Typically composed of two component sights, forward by metal blades: a rear sight mounted perpendicular to the line of sight and consisting of some form of notch (open sight) or aperture (closed sight) and a front sight that is a post, bead, or ring. / Sebuah sistem penanda sejajar digunakan untuk membantu membidik dan tidak termasuk penggunaan optik seperti dalam scope. Biasanya terdiri dari dua komponen pembidik, depan dengan bilah logam: pembidik belakang dipasang tegak lurus terhadap garis pandang dan terdiri dari beberapa bentuk takik (pandangan terbuka) atau celah (pandangan tertutup) dan pembidik depan yang tetap, titisan, atau cincin.



J

K



L

LANDS / DASAR:

Lands and grooves make the rifling of a barrel. The lands are the raised areas between two grooves. / Dasar dan alur membuat putaran di laras. Dasar laras adalah bidang yang menonjol di antara dua lekukan.

LENGTH OF PULL / PANJANG DARI TARIKAN:

The distance from the vertical center of the trigger to the vertical center of the butt plate. / Jarak dari pusat vertikal pelatuk ke pusat vertikal dari pelat gagang.

LOCK TIME / WAKTU PENGUNCI:

The time elapsing between the trigger release and the release of pressurized gas into the barrel on Pneumatic and CO2 airguns. Since no one can hold an airgun absolutely still while shooting, the longer the Lock Time, the higher the chances of inadvertently move the weapon before the pellet has actually left the barrel. Recoil can also affect the Point Of Impact due to the Lock Time and Barrel Time. / Waktu tempuh antara pelepasan pemicu dan pelepasan gas bertekanan ke dalam laras pada Pneumatic dan senapan angin CO2. Karena tidak ada yang bisa memegang senapan angin benar-benar diam saat peembakan, semakin lama waktu Pengunci, semakin tinggi kemungkinan secara tidak sengaja senjata bergerak sebelum mimis telah benar-benar meninggalkan laras. Kejutan balik juga dapat mempengaruhi Titik Dampak akibat Waktu Pengunci dan Waktu Laras.

M

MAGNIFICATION (POWER) / PEMBESARAN (DAYA):

Riflescopes are often referred to by two numbers separated by an “X”. For example a 4x40, the first number is the power of magnification of the scope. With a “4X”, the object being viewed appears to be four times closer than we seen with the unaided eye. / Riflescopes sering disebut oleh dua angka yang dipisahkan oleh "X". Misalnya 4x40, nomor pertama adalah kekuatan pembesaran lingkup. Dengan "4X", obyek yang dilihat tampaknya menjadi empat kali lebih dekat daripada yang kita lihat dengan mata telanjang.

4-16x50 scope

1. This means the scope has variable zoom capability. / Ini berarti lingkup memiliki kemampuan memperbesar bervariasi.

2. In this case it ranges between 4 and 16x magnification through a 50mm wide view lens (objective lens). / Dalam hal ini berkisar antara 4 dan 16x pembesaran melalui lensa 50mm luas pandangan (lensa objektif).

METERS PER SECOND (m/s) / METER PER DETIK:

Metrical unit of measurement of the speed a projectile flies with. / Unit metrik pengukuran kecepatan proyektil terbang.



MID RANGE TRAJECTORY / LINTASAN RENTANG PERTENGAHAN:

In its parabola-shaped path, the highest vertical distance reached by a pellet above the line of sight. / Dalam parabola berbentuk jalurnya, jarak vertikal tertinggi dicapai oleh mimis di atas garis pandang.

MIL / MIL:

Angular unit of measurement used to estimate distance and size. 1 Milradian is 1/1000 of the distance; 1 meter at 1000 meters; 1 yard at 1000 yards. 360 degrees consists of 6,400 Mils by military definition, 6283.2 mathematically. / Satuan sudut pengukuran yang digunakan untuk memperkirakan jarak dan ukuran. 1 Milradian adalah 1/1000 dari kejauhan; 1 meter pada 1000 meter, 1 yard pada 1000 yard. 360 derajat terdiri dari 6.400 Mils dengan definisi militer, 6283,2 matematis.

MINUTE OF ANGLE (MOA) / MENIT DARI SUDUT:

Angular unit of measurement used to describe the accuracy. One MOA equals 1/60th of a degree( 21,600 minutes in a complete revolution) and subtends 1.0473 inches at 100 yards, or , as a rule of thumb, 1 inch at 100 yards. 1 Mil contains 3.44 MOA. /

Satuan sudut pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan akurasi. Satu MOA sama dengan 1/60 dari 1  derajat (21.600 menit dalam sebuah revolusi lengkap) dan menggambarkan 1,0473 inci pada 100 yard, atau, sebagai aturan praktis, 1 inci pada 100 yard. 1 Mil mengandung 3,44 MOA.

MUZZLE VELOCITY / KECEPATAN MONCONG:

The speed at which a projectile leaves the muzzle of the airgun. / Kecepatan di mana proyektil meninggalkan moncong senapan angin.

N

O

 OBJECTIVE / OBJEKTIF:

The optical lens in riflescopes that receives light and forms the primary image. The image is magnified by the ocular. / Lensa optik di teropong senapan yang menerima cahaya dan membentuk gambar utama. Gambar diperbesar oleh okular tersebut.

OBJECTIVE LENS SIZE / UKURAN LENSA OBJEKTIF:

The second number in the formula (4x16) is the diameter of the objective or front lens. The larger the objective lens is  and the more light that enters the scope, the brighter the image. / Angka kedua dalam rumus (4x16) adalah diameter tujuan atau lensa depan. Lensa yang lebih besar bertujuan lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam scope, semakin terang gambar.

OCULAR / OKULER:

Also known as the eyepiece, are the magnifier lenses between the optical system and the eye. / Juga dikenal sebagai elemen optik, adalah lensa kaca pembesar antara sistem optik dan mata.



OCULAR LENS / OKULER LENSA:

The lens closest to your eye. / Lensa paling dekat dengan mata Anda.

OFF-HAND POSITION / POSISI TANGAN AKTIF:

A position in which the shooter stands upright, not resting the rifle or body on or against any supporting object. / Sebuah posisi di mana penembak berdiri tegak, senapan tidak bertumpu atau badan pada atau terhadap obyek pendukung.

OPEN SIGHT / PENGLIHATAN BUKA:

Rear sight of traditional open-topped V-notch or U-notch. / Pandangan Bagian belakang tradisional yang beratap terbuka V-takik atau U-takik.



P

PARALLAX / PARALAKS:

The apparent movement of the target in relation to the reticle when the shooter moves his eye in relation to the ocular lens. When the target’s image is not focused on the same focal plane as the riflescope’s reticle, a parallax error is the result. For varmint shooters, improper parallax adjustment can easily make the difference between a hit and miss situation. / Gerakan yang jelas dari target dalam kaitannya dengan reticle ketika penembak menggerakkan matanya dalam kaitannya dengan lensa okuler. Ketika gambar target tidak terfokus pada bidang fokus yang sama dengan reticle riflescope itu, kesalahan paralaks adalah hasilnya. Untuk penembak binatang merugikan, penyesuaian paralaks yang tidak benar dengan mudah dapat membuat perbedaan antara mengenai target  dan kehilangan situasi.

PELLET DROP / JATUH PELURU:

The measure of a projectile’s drop after the projectile crosses the line of sight for the second time; beyond the zero or sighted-in range. / Ukuran terjatuh peluru setelah peluru melintasi garis pandang untuk kedua kalinya, di luar nol atau terlihat dalam jangkauan.

PSI(Pounds per square inch) / (pound per inci persegi):

A measure of pressure. Metric: Pascal (Pa) or Kilopascal (kPa). 1 psi = 6894.7 Pa or 6.894 kPa. / Sebuah ukuran tekanan. Metric: Pascal (Pa) atau Kilopascal (kPa). 1 psi = 6894,7 Pa atau 6,894 kPa.

PNEUMATIC:

Pre-charged air tank system (PCP) The sear hits the valve that releases pressurized air into the barrel and propels the pellet. / Sistem tangki diisi udara sebelumnya-(PCP), pemukul memukul katup yang melepaskan udara bertekanan ke dalam laras dan mendorong mimis.

POINT BLANK / TITIK KOSONG:

The shooting distance to which one can hit a specified target are without modifying the Point Of Aim. The mid-range trajectory and the pellet drop will both fall within specified area. / Jarak penembakan ke mana yang dapat mencapai target yang ditentukan tanpa memodifikasi Titik Tujuan. Lintasan menengah dan penurunan mimis akan keduanya jatuh dalam wilayah tertentu.

POINT OF AIM(POA) / TITIK TUJUAN (POA):

The point on a target on which the sights are optically aligned. / Titik pada target di mana pemandangan yang selaras optik.

POINT OF IMPACT (POI) / TITIK DAMPAK (POI):

The point where the pellet hits. By adjusting the sights, the point of impact can be made to coincide with the point of aim at a pre-selected distance; hence we say the rifle/sight/pellet combination is “zeroed” or “sighted in” at that range. / Titik di mana mimis mengena. Dengan menyesuaikan pemandangan, titik dampak dapat dibuat bertepatan dengan titik tujuan pada jarak pra-dipilih, maka kita katakan senapan / Pandangan / kombinasi mimis adalah "terpusat" atau "terlihat di" pada kisaran tersebut.



PRE-CHARGED PNEUMATIC (PCP):

Pre-charged air tank system. The sear hits a valve that releases pressurized air into the barrel and propels the pellet. / Sistem tangki diisi udara sebelumnya-(PCP), pemukul memukul katup yang melepaskan udara bertekanan ke dalam laras dan mendorong mimis.

PRECISION ADJUSTMENTS / PENYESUAIAN PRESISI:

The windage and elevation adjustments affect accuracy. Windage is the horizontal (left to right) adjustment, usually the side turret of the scope. Elevation is the vertical (up and down) adjustment, usually the top turret of the scope. / Hambatan angin dan penyesuaian elevasi mempengaruhi akurasi. Hambatan angin adalah penyesuaian (kiri ke kanan) horisontal, biasanya kubah sisi scope. Elevasi adalah penyesuaian (naik dan turun) vertikal, biasanya menara atas scope.

Probability Of Hit (POH) / Probabilitas Dari pengenaan (POH):

Refers to the chance (0 to 100%) that a given round will hit the target at a given range depending mainly on the gun’s accuracy. / Mengacu pada kemungkinan (0 sampai 100%) bahwa putaran yang diberikan akan mengenai target pada jarak yang diberikan tergantung terutama pada keakuratan senjata itu.



Q



R

RECOIL / HENTAKAN:

The rearward thrust caused by the propulsion of the piston or the pellet. Spring piston airguns have a very aggressive and powerful kick, caused by the piston hitting the front end of the pressure chamber. It is this second forward snapping that can cause damage to high-quality riflescopes. The lack of recoil in Pre-charged airguns means riflescopes can be used without fear or damage often caused by the recoil of spring-pistol airguns. / Ke belakang Gaya dorong disebabkan oleh penggerak piston atau mimis. Pegas senapan angin piston memiliki tendangan yang sangat agresif dan kuat, yang disebabkan oleh piston memukul ujung depan ruang tekanan. Ini adalah gertakan maju kedua yang dapat menyebabkan kerusakan berkualitas tinggi teropong senapan. Kurangnya hentakan di Pra-bermuatan senapan angin berarti teropong senapan dapat digunakan tanpa rasa takut atau kerusakan seringkali disebabkan oleh hentakan senapan angin pegas-piston.

RETICLE:

In scopes, the element that is optically referred to the target, consisting of straight or tapered cross-hairs, dots, or other marks used to determine the point of aim, size of, or range to the target. / Dalam teropong, elemen optik yang dirujuk ke target, yang terdiri dari lurus atau meruncing silang-rambut, titik, atau tanda lain yang digunakan untuk menentukan titik tujuan, ukuran, atau jarak ke target.

RIFLE CANT / SUDUT SENAPAN:

Any leaning or the rifle to one side from a vertical position during firing, increasing the potential for misses, and especially at longer ranges. / Kemiringan apapun dari senapan ke satu sisi dari posisi vertikal selama penembakan, meningkatkan potensi meleset, dan terutama pada rentang lama.

RIFLE SCOPE / TEROPONG SENAPAN:

A riflescope indicates a pellet’s point of impact and makes distant targets and surrounding objects appear closer. A riflescope is recommended for safer, more accurate shooting in the field and on the range. / Sebuah teropong senapan menandakan titik mimis dan dampak membuat target yang jauh dan benda-benda di sekitarnya tampak lebih dekat. Sebuah teropong senapan dianjurkan untuk lebih aman, menembak lebih akurat di lapangan dan pada kisaran.



RIFLING / BERPUTAR:

Twisted lands and grooves are placed into a barrel to impact spin on the pellet that pass through it. / Alas memutar dan lekukan ditempatkan ke dalam laras untuk berdampak terhadap berputar mimis yang melewatinya.

RIFLING PITCH OR RATE OF TWIST:

The distance needed for the rifling to spin down the barrel for it to complete a single revolution.



S

SCOPE MOUNTS / DUDUKAN TEROPONG:

Devices for mounting a scope to a rifle or pistol. / Perangkat untuk memasang teropong ke senapan atau pistol.

SCOPE RAIL / REL TEROPONG:

Machined grooves or rail to which the scope mounts are attached. Airguns feature 11mm dovetail rails. / REL TEROPONGAlur mesin atau rel dimana dudukan teropong terpasang. Senapan angin menonjolkan fitur rel penggabungan 11mm.

SIGHT IN / PENGLIHATAN DALAM:

The sight adjustment to get the point of aim to coincide with the point of impact at a pre-selected distance. It is best done by firing 3-5 shot groups between adjustment. / Penyesuaian Pandangan untuk mendapatkan titik tujuan bertepatan dengan titik dampak pada jarak yang dipilih sebelumnya. Hal ini paling baik dilakukan dengan menembakkan tembakan kelompok 3-5 antara penyesuaian.

SILENCER/SOUND MODERATOR / PEREDAM SUARA:

A device designed to muffle the sound of the discharging of pressurized gases exiting the muzzle. / Sebuah perangkat yang dirancang untuk meredam suara dari pemakaian gas bertekanan keluar moncongnya.

SWIVEL / KAIT PENGHUBUNG:

The attachment hook for the sling to the stock. / Kait penghubung bagi selempang untuk popor.

T

TERMINAL VELOCITY / TERMINAL KECEPATAN:

The speed of the projectile upon impact with the target. / Kecepatan proyektil pada saat dampak dengan target.

TRAJECTORY / LINTASAN:

The path of a projectile in flight. As gravity causes the pellet to drop from the moment it exits the muzzle, its trajectory is always curved in the shape of a parabola. / Jalur proyektil dalam penerbangan. Ketika gravitasi menyebabkan mimis menurun dari saat itu keluar moncong, lintasan selalu melengkung dalam bentuk parabola.

TRANSFERPORT:

A porthole, an airtight connection between the pressure chamber/air reservoir and the barrel, through which gases travel prior to propelling the pellet. / Sebuah pintu angin, sambungan kedap udara antara ruang penampung / penampung udara dan laras, melalui ini udara berjalan sebelum mendorong mimis.

TRIGGER PULL:

The force that must be applied to the trigger for it to release the sear. A good trigger pull must be appropriately light, and the release must be a clean, sharp snap. / Kekuatan yang harus diterapkan ke pelatuk karena itu untuk melepaskan pemukul. memicu pelatuk yang baik harus tepat ringan, dan pelepasan harus bersih tajam sekejap.

U



V

VELOCITY / KECEPATAN:

The speed of a projectile, measured in either Feet Per Second or Meters Per Second. / Kecepatan proyektil, diukur baik dalam Kaki per detik atau Meter per detik.

W

WINDAGE / HAMBATAN ANGIN:

The adjustment on the scope or open sights to compensate for horizontal deflection of the barrel.  / Penyesuaian pada scope atau pemandangan terbuka untuk mengimbangi defleksi horisontal dari laras.



X

Y

Z

Dr. H. Rahmat Shah

Pemburu dan Petualang Belantara




Pengusaha sukses dan diplomat yang memperoleh gelar Lord of Rudge dari Inggris, ini telah memperoleh sejumlah penghargaan di tingkat nasional maupun internasional dalam berbagai bidang. Pendiri dan pimpinan Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, Medan, satu-satunya di Asia untuk pendidikan konservasi, ini seorang pemburu dan petualang yang telah menjelajahi hutan belantara, menyelami sungai dan laut di berbagai belahan dunia. Ia satu-satunya putera Indonesia yang namanya masuk buku Great Hunter dan orang Indonesia pertama memperoleh African Big Five Grand Slam Award.

Kita hidup dengan apa yang kita dapat tetapi kita membuat kehidupan dengan apa yang kita berikan. Begitu kata pengusaha, anggota

MPR-RI dan diplomat, ini mengungkap prinsip hidupnya. Ia seorang putra Indonesia yang telah banyak mengharumkan Indonesia di mancanegara. Sebagai seorang pengusaha sukses ia telah banyak membantu pembangunan sarana olahraga, pendidikan, tempat ibadah, tempat hiburan masyarakat, membangun museum satu-satunya di Asia, dan melakukan kegiatan sosial di mana-mana, khususnya bagi warga yang benar-benar membutuhkannya.

Tidaklah heran bila ada yang berkata,” Andai hati semua orang berpunya sepertinya, Alangkah indahnya. Andai semua pengusaha seperti beliau, barangkali tidak ada lagi kesenjangan sosial yang setiap saat bisa memicu kerusuhan. Ah seandainya !” Kalimat di atas merupakan penggalan dari sepotong surat yang dikirim oleh seorang guru SMP di kota Medan ke Harian Waspada dan dimuat di rubrik “Surat Pembaca” 17 Maret 1997. Surat tersebut menggambarkan kekaguman sosok rakyat biasa terhadap Rahmat yang dikenalnya lewat berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan.

Rahmat Shah lahir tanggal 23 Oktober 1950 setelah 12 bulan dikandung oleh ibunya, Hj. Syarifah. Ia anak laki-Iaki kedua dalam keluarga besar Gulrang Shah. Kakak lelakinya, Anif Rahmat adalah anak keenam, tiga saudara lain di atasnya semuanya wanita. Sebetulnya ada satu lagi kakak Rahmat, Habib Shah namanya, namun meninggal dunia di zaman revolusi saat berusia lebih kurang lima tahun. Keluarga Rahmat tergolong keluarga besar, yakni 16 bersaudara, delapan lelaki dan delapan wanita. Mereka semua tinggal di sebuah kota yang bernama Perdagangan, Simalungun, Sumatera Utara.

Semasa kecil Rahmat adalah seorang anak yang aktif. Ia suka berenang, memancing, menjala ikan, dan berburu ke hutan dengan ketapel. Kesenangannya pada hewan-hewan langka dan berbisa juga telah kelihatan sejak kecil.

Ayahnya sangat keras menanamkan prinsip-prinsip hidup yang baik kepada semua anak-anaknya, terutama tentang hidup disiplin, kerja keras, jujur dan cara hidup hemat. Selama Rahmat sekolah di Medan, mereka diberi bekal sangat terbatas untuk kebutuhan sehari-hari. Bukan ia tidak mampu, tetapi ingin semua anaknya terbiasa belajar hemat agar kelak bisa menjadi orang yang berhasil dan berguna serta bisa mengatur kehidupan sesuai dengan apa yang dimilikinya.

Saat duduk di bangku sekolah, entah karena memegang prinsip hidup yang diajarkan orang tua, prestasi Rahmat di bangku sekolah berjalan biasa-biasa saja. Bahkan rankingnya hampir selalu berada di urutan bawah.

Namun hal itu tidak membuatnya rendah diri dan kehilangan ia malah pandai bergaul. Ia bergaul dengan siapa saja, tanpa pandang bulu. Prinsip yang dipegang dalam pergaulan: ‘selalu menepati janji, rajin, ramah dan sopan, serta tanpa pamrih.’ Sikap yang membuatnya cepat akrab dan mempunyai banyak teman dari berbagai kalangan di Indonesia dan negara lainnya.

Soal kebolehan bergaul di masa remaja, ada cerita tersendiri. Di tahun 70-an, ia merupakan remaja berpostur tubuh tinggi dan berwajah tampan sehingga menjadi idola remaja. Dalam Festival Medan Fair ia terpilih sebagai “Pangeran Muda” sebuah simbol kesuksesan, ketampanan dan kegagahan kaum muda Medan saat itu. Hanya bedanya, ia sangat pemalu sehingga selalu diganggu dan dikejar-kejar karena membuat penasaran lawan jenisnya. Ketika ditanya, kenapa ia tidak mempedulikan wanita? Dijawabnya, karena ia belum sukses dan tidak punya uang untuk mentraktir mereka. Ia malu dan tidak pantas kalau harus dibayari dan dibiayai hidup oleh wanita.

Ketampanan tidak membuatnya hanyut atau terperosok jauh ke dalam hingar-bingar pergaulan remaja. Ia berusaha membatasi diri, tetap bekerja keras untuk menggapai cita-citanya sambil tetap bergaul dan aktif berolahraga. Olahraga yang diminatinya adalah boling, biliar dan menembak. Ia juga bermain radio amatir. Ia beberapa kali menjadi juara pada hampir semua olahraga yang ditekuninya. Ketika ditanya, kenapa ia dengan mudah mendapat juara? Dijawabnya dengan singkat, “Untuk menjadi juara sangat mudah tetapi dituntut disiplin yang tinggi dalam latihan dan percaya diri serta mental yang baik jangan selalu berdalih dalam kejuaraan atau pun pertandingan”.

Kala anak-anak muda seusianya asyik menikmati keindahan dunia remaja, ia malah tetap sibuk bekerja keras di sebuah bengkel mobil milik keluarga untuk mencapai tekadnya. Hampir setiap hari ia bermandi keringat dan berlumur oli kotor. Setiap hari ia mengayuh sepeda membawa alat-alat mobil yang berat dan besar ukurannya hingga berpuluh kilometer jauhnya. Dengan kerja keras itulah ia kemudian tertempa menjadi seorang montir serta pekerja yang handal. Sejak usia remaja (lebih kurang 14 tahun) ia sudah terbiasa melakukan proses belajar sambil bekerja learning by doing.

Ia rajin, ulet dan cepat beradaptasi dengan pekerjaan. Anif, kakaknya bertutur: “Saya selalu menugasinya membeli spare parts dengan mengendarai sepeda. Amat orangnya cekatan. Memakai tas punggung belakang sambil membawa plat baja dan tas besar yang diletakkan di boncengannya, ia mengayuh sepeda membawa pesanan spare parts dan peralatan berat untuk diperbaiki oleh tukang bubut. Karena kerajinannya, tepat janji dan ramah, salah seorang tukang bubut langganan bengkel saya, Pak Simin sangat sayang padanya dan memberinya seekor domba.”

Karena harus bekerja guna mencapai cita-citanya ia terbiasa bangun pagi pukul enam dan sering kembali ke rumah dari bekerja dengan tangan, muka dan badan hitam-hitam kena oli kotor. Tidak jarang tiba di rumah sudah larut malam dan langsung terbaring kelelahan terkadang tanpa makan. Banyak sekali pengalaman pahit dan terhina yang dialaminya saat itu, akan tetapi justru hal tersebut yang memacu dan memotivasinya bekerja keras agar dapat berhasil sesuai dengan tekadnya.

Begitulah pengorbanan dan perjuangan Rahmat. Ia merelakan sebagian masa remajanya yang indah dilalui dengan kerja keras. “Saya hampir tak punya kesempatan melewati serba-serbi masa remaja. Selalu sibuk bekerja dan belajar seluk-beluk usaha. Saya ingin menjadi seorang yang sukses,” tuturnya. Keinginan mencapai sukses merupakan motivasi dan pemicu yang kuat. “Saya harus sukses dan punya agar bisa membantu keluarga, teman-teman, bangsa, dan negara,” begitu tekad yang sudah tertanam di dalam hatinya sejak usia muda.

Kepribadiannya yang memiliki semangat bekerja keras dan ulet, membuat Surya Paloh, pengusaha muda Medan yang sukses saat itu, menaruh simpati. Suatu hari, Surya Paloh (kini pengusaha dan publisher terkemuka di Indonesia pemilik Surat Kabar Media Indonesia, Lampung Pos, Metro TV, dan berbagai usaha besar lainnya), mengajak Rahmat bergabung, bekerja pada perusahaan miliknya, PT Ika Diesel. Perusahaan ini menjadi agen tunggal mobil Ford dan memiliki workshop (bengkel) khusus yang lengkap, serta pembuat berbagai karoseri untuk badan truk dan bus berbagai model yang saat itu satu-satunya di Sumatera Utara.

Rahmat menyambut tawaran itu dengan senang hati. Baginya bekerja di perusahaan mobil dan bengkel tidaklah sulit karena telah punya pengalaman bekerja di bengkel. Jabatan pertama di PT Ika Diesel sebagai workshop manager. Semua tugas dikerjakan dengan baik, bahkan seringkali melampaui target yang diberikan oleh bosnya.

Saat bekerja di perusahaan tersebut, menurut Kwik Sam Ho (A HO), rekan kerjanya, Rahmat mampu melakukan lobi-Iobi yang luar biasa, terutama menerobos pasar asuransi dan perkebunan. Hampir semua merek kendaraan, di antaranya Toyota, Daihatsu, Chevrolet, Volks Wagen (YW), dan Ford menjadi langganan PT Ika Diesel karena approach dan janji Rahmat yang tepat. Ia selalu melakukan pekerjaan seperti perusahaan itu adalah miliknya. Itulah yang membuat karir dan namanya terus melejit dan dipercaya di mana-mana. Karirnya terus berkembang hingga ia dipercaya menjadi kuasa direksi dan akhirnya menjadi mitra usaha.

“Kepercayaan penuh telah diberikan, semua fasilitas sudah ada, tinggal bagaimana meningkatkan prestasi yang dapat menguntungkan usaha. Untuk dapat menjangkaunya, kita harus konsentrasi pada pekerjaan, melakukan segala sesuatu dengan segera sebagaimana mestinya serta harus menganggap perusahaan itu milik kita, sehingga dapat merasakan pahit ruginya dan manis untungnya,” kenang Rahmat.

Dua bersaudara, Surya Paloh dan Rusli Paloh, merupakan atasannya yang selalu memberi kesempatan dan mendorongnya agar berkembang menjadi seorang pengusaha. Melihat cara kerja, penampilan dan wawasan Rahmat yang mengesankan, mereka berdua yakin suatu saat Rahmat bisa menjadi orang sukses.

Atas perkenan dan dukungan kedua bosnya, Rahmat berhenti dari PT Ika Diesel. Kemudian ia membuka usaha sendiri. Tahun 1980 ia mendirikan PT Unitwin Indonesia yang bergerak dalam keagenan berbagai produk dari dalam dan luar negeri, di samping supplier dan kontraktor.

Ramalan Surya Paloh dan Rusli Paloh tentang masa depan Rahmat, menjadi kenyataan. Begitu ia membuka usaha sendiri, nama Rahmat cepat berkibar dan terkenal sebagai pengusaha muda yang ulet dan tangguh. Dalam waktu relatif siligkat, kegiatan usahanya merambah ke berbagai proyek berskala besar. Mulai dari proyek pembangunan pabrik, jalan, irigasi, perumahan, sampai memasok alat-alat berat untuk perusahaan perkebunan. Wilayah ekspansinya terus meluas hingga ke Jakarta, Kalimantan, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Jepang, Korea, USA dan Kanada.

Ia kemudian memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan memimpin usahanya dari sana pada tahun 1984, bersama isterinya yang cantik, Rose, gadis Melayu asal Singapura yang disuntingnya pada tahun 1983 ketika berusia 33 tahun, yang memberinya tiga anak, satu puteri dan dua putra.

Selama tinggal di kota metropolitan, ia mengembangkan diri ke pergaulan bisnis yang lebih luas. Tekadnya untuk menjadi salah seorang pengusaha nasional yang tangguh makin besar. Ia bergaul dengan orang-orang penting, mulai dari birokrat, politisi, sampai militer.

Dua orang jenderal yang kemudian dianggap sebagai pengganti orang tua di perantauan yang selanjutnya menjadi mitra usahanya ialah Jenderal TNI Widjojo Soejono, mantan Kaskopkamtib, dan Jenderal Pol. Widodo Budidarmo, mantan Kapolri. Bersama mereka, ia mendirikan PT Wiraco yang bergerak dalam perdagangan dan keagenan dari USA, Kanada, Singapura dan beberapa negara lainnya.

Melalui kepemimpinannya yang ulet, gigih dan pantang menyerah, perusahaan ini berhasil memenangkan sejumlah tender proyek besar, di antaranya menjadi pemasok produk luar negeri dan Robco Canada untuk sejumlah perusahaan industri besar, seperti PT Krakatau Steel, Semen Padang, Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Bandung, PT PAL dan lain-Iain industri besar yang membutuhkan produk mereka.

Dalam mengembangkan usahanya, Jenderal TNI Widjojo Soejono memiliki filosofi jitu yang hingga saat ini tetap dipegang dan diamalkan Rahmat, “Low Profile, High Profit”.

Dari Jakarta, Rahmat juga membuka dan mengendalikan PT Agrowiratama, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit dan kakao dengan luas areal mencapai lebih kurang 11.000 hektar di Padang. Suatu hal yang patut menjadi kebanggaan baginya, ketika perusahaan besar dari beberapa negara, Kanada, USA, Singapura, Malaysia, Filipina dan Indonesia, mendirikan sebuah perusahaan patungan (joint venture) di Singapura. Ia diperca-ya menjadi Presiden Direktur. Suatu keper-cayaan internasional yang tidak mudah mencapainya.

Tahun 990, tatkala Gubernur Sumatera Utara mencanangkan program gerakan Marsipature Hutana Be, semacam ajakan kepada pengusaha kelahiran Sumut yang telah sukses di perantauan agar kembali memperhatikan tanah kelahiran, hati Rahmat tergugah. Setelah kurang lebih delapan tahun menetap di Jakarta, ia memilih untuk kembali ke daerah asal kelahirannya, Medan, Sumatera Utara. Ia kembali justru ketika begitu banyak peluang dan kesempatan di ibukota.

Di Medan, ia mendirikan pabrik pengolahan aluminium PT Cakra Aluminium Industry (CAI), bekerja sama dengan salah seorang pengusaha daerah yang kemudian berubah menjadi Cakra Compact Aluminium Industries dan statusnya menjadi perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) karena bermitra dengan Compact Metal Industry, sebuah perusahaan Singapura.

Saat ini PT Cakra telah go public di Singapura, juga telah menerima sertifikat 1S0 9002. Selain itu, PT Cakra telah mengirimkan para tenaga kerjanya untuk belajar ke berbagai negara Eropa dan Asia. Hasilnya saat ini produksinya lengkap terpadu (integrated). Artinya, segala yang menyangkut aluminium dapat dilakukan oleh PT Cakra dari awal peleburan hingga tinggal pakai dengan kualitas standar internasional.

Ia kembali menghidupkan PT Unitwin yang pernah ditinggalkan ketika ia hijrah ke Jakarta. Perusahaan itu kini kembali berjalan efektif mengelola berbagai kegiatan usaha: real estate, ekspor-impor, perdagangan, serta kontraktor. Salah satu karyanya yang kini sudah dinikmati manfaatnya oleh sebagian masyarakat kota Medan ialah Perumahan Cemara Hijau di Jalan Metal.

Dalam usaha perumahan yang dibangunnya ternyata membutuhkan perjuangan yang cukup berat, mungkin Rahmatlah satu-satunya pengusaha yang mampu mengalahkan Grup Lamtoro pada saat lelang penjualan lahan perumahan di Indonesia. Pihak Lamtoro merupakan milik keluarga Cendana, sehingga tidak ada yang bisa mencegah apa yang mereka inginkan saat itu. Rahmat cukup repot dan mengalami kesulitan menghadapi oknum Grup Lamtoro yang berupaya mengganjal usahanya. Namun, Rahmat yang berasal dari desa, dapat mengatasinya hanya dengan kuasa Tuhan Yang Mahakuasa.

Ia bergabung kembali di Medan Club, sebuah klub eksk1usif yang berdiri sejak tahun 1879. Tidak berapa lama kemudian, ia memberi penataran Perbakin di Medan Club.

Lalu, ia mencalonkan diri dan terpilih sebagai Ketua termuda dan langsung mengadakan renovasi, pembangunan, dan penertiban.

Penertiban yang dilakukannya pada awal memimpin klub dengan mengeluarkan 14 orang anggota yang tidak melaksanakan kewajibannya dan tiga orang pengurus yang tidak bisa menjaga amanah yang diberikan anggota. Dua tahun setelah habis masa jabatannya, ia terpilih kembali untuk periode selama empat tahun.

Keberhasilannya mengembangkan dunia usaha dan kegiatan sosial kemasyarakatan menarik perhatian para duta besar serta diplomat asing dari berbagai negara ketika melakukan kunjungan kerja ke Medan, Sumatera Utara. Rahmat oleh Kadin Sumut, sesuai dengan jabatannya dipercaya menjamu belasan duta besar dari berbagai negara di pabriknya PT Cakra. Di antara para duta besar itu terdapat duta besar dari Republik Turki.

Melihat posisi strategis Rahmat dan potensi wilayah Sumatera Utara untuk kerjasama perdagangan bilateral, beberapa negara menawarkan kepadanya untuk menjadi diplomat mereka. Tetapi Rahmat memilih negara Turki karena negara ini bergabung dalam NATO dan memiliki latar belakang sejarah yang sangat luar biasa. Tahun 1995 ia resmi diangkat menjadi Konsul Jenderal Kehormatan Republik Turki untuk hubungan perdagangan langsung meliputi wilayah Sumatera.

Langkahnya mengembangkan dunia usaha di daerah membuat ia terpilih menjadi Warga Negara Indonesia yang mempunyai posisi terhormat dan memperoleh sejumlah penghargaan. Tahun 1999, ia memperoleh anugerah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Lincoln, San Fransisco, Amerika Serikat, atas prestasinya memadukan perkembangan dunia usaha dengan pertumbuhan ekonomi di daerah. Disertasinya untuk meraih gelar doktor tersebut mengulas tentang “Peranan Dunia Usaha sebagai Penopang Perekonomian Daerah.”

Sebelumnya, tahun 1993, ia menerima penghargaan “Sahwali Award” dari satu Badan Pengawas Lingkungan dan Pemerintah di Bali, sebagai pengusaha yang berwawasan lingkungan. Kemudian tahun 1997, ia mendapat anugerah “Primaniyarta” dari Presiden Republik Indonesia yang diterima di Istana Negara karena perusahaannya dinilai paling berprestasi mengembangkan usaha ekspor non migas, tidak bermasalah dengan lingkungan, buruh, bank, pajak dan pihak-pihak lainnya, justru di tengah krisis ekonomi di mana sebagian besar perusahaan di tanah air sedang mengalami kehancuran.


Petualang Dunia

Kesenangannya pada alam, berburu, berenang, menyelam dan memancing kini bukan lagi dilakukan di pinggir hutan dan di sungai Bah Bolon dekat rumah orang tuanya di kampung. Kini ia melakukan itu semua di tempat-tempat yang jauh dari tanah kelahirannya, di berbagai negara, tempat ia bisa belajar tentang arti penting pelestarian lingkungan hidup. Ia pernah menjelajahi hampir sebagian besar hutan belantara mancanegara, menyelami sungai panjang dan laut dalam di berbagai negara, seperti Amerika, Kanada, New Zealand, Australia, Turki, Spanyol, Kazakhstan, Rumania, sebagian besar Afrika, dan belahan dunia lainnya.

Ia telah memperoleh sejumlah kepercayaan dan penghargaan bergengsi di tingkat nasional maupun internasional di bidang pelestarian lingkungan hidup. Ia juga berburu untuk konservasi yang telah nyata penerapan dan hasilnya di hampir seluruh negara. Ia adalah satu-satunya putera Indonesia yang kini namanya masuk buku Great Hunter dan orang Indonesia pertama yang memperoleh African Big Five Grand Slam Award.

Namanya juga tercantum dalam Record Book dan tertera di dinding Museum Safari Club International (SCI) di Tucson, Amerika. Dia juga telah menerima International Conservation Award, Dangerous Game of Africa, memperoleh World Hunting Award, mendapat puluhan Gold Award, sebagai SCI Master Measurer, dan telah menerima penghargaan-penghargaan tertinggi dunia lainnya. Ia merupakan anggota seumur hidup Safari Club International dan International Professional Hunter Association, ia dipercaya untuk ketigakalinya menjadi Ketua Regional Representative SCI untuk negara China dan Jepang serta anggota supporter Green Peace International selama puluhan tahun.

Rahmat menginginkan pengalamannya yang beragam dan unik, terutama dalam kegiatan pembinaan dan berburu, bisa juga dinikmati orang lain. Untuk itu, ia mengabadikan semua hewan liar hasil buruannya dengan mendirikan dan mengelola Museum dan Galeri satwa liar bertaraf internasional pada tanggal 14 Mei 1999 yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Juwono Sudarsono. Satu-satunya museum satwa di Asia yang memamerkan lebih kurang 600 jenis satwa liar dunia, sebagian hasil buruannya dari berbagai negara, hewan-hewan mati dari taman hewan, dan pembelian secara legal serta pemberian teman-teman dari beberapa negara.

Dalam kurun waktu dua tahun, eksistensi dan aktivitas museum ini telah beberapa kali meraih penghargaan, di antaranya masuk dalam Museum Record Indonesia (MURI) dan Piagam Penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia yang masuk nominasi calon penerima Penghargaan Kalpataru Tahun 2001 dalam rangka Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2001 dan penghargaan-penghargaan internasional lainnya.

Di museum ini terdapat bukti tentang betapa concern Rahmat dengan konservasi. Tahun 1995, saat diadakan konferensi di Amerika, ia meraih penghargaan International Conservation Award, penghargaan tertinggi konservasi. Ia ingin Amerika dan negara-negara lainnya tahu bahwa Indonesia juga sangat peduli pada penyelamatan kepunahan hewan-hewan yang ada. Itu dibuktikannya ketika ia memenangkan lelang foto tiga Presiden Amerika serikat masing-masing Gerald Ford, George Bush dan Bill Clinton sedang bermain golf bertiga. Hal ini merupakan kejadian langka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lelang pertama yang sangat langka itu dimenangkannya dengan nilai US $ 16.500. Dananya disumbangkan untuk kepentingan konservasi. Saat ini foto tiga Presiden di lapangan golf tersebut ada di museumnya.

Di dalam negeri, ia mendapat kepercayaan menjadi pengurus sejumlah organisasi menembak, taman hewan, dan lingkungan hidup, permuseuman, misalnya Pengurus Besar Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia) selama empat periode, sampai saat ini dipercaya sebagai Penatar Nasional, pengelola Taman Hewan Pematang Siantar (Siantar Zoological Park), dan Dewan Pembina Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (FOKSI) dan Bendahara Umum Badan Musyawarah Museum Indonesia (BMMI).

Ia kini dikenal sebagai pengusaha, diplomat, pemburu kelas dunia, dan politisi (tahun 1999 terpilih menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Utusan Daerah Sumatera Utara), banyak membina dan memimpin organisasi. Sejumlah organisasi usaha dan kemasyarakatan yang turut dibinanya antara lain sebagai Dewan Kehormatan BPP HIPMI, Dewan Pembina Real Estate Indonesia (REI) Sumatera Utara, Dewan Pembina Asosiasi Manajer Indonesia (AMI), Dewan Pengurus Badan Kerjasama Perusahaan Perkebunan Sumatera (BKS-PPS), Ketua Medan Club selama tiga periode (10 tahun), Ketua Dewan Pakar Inkubator Bisnis USU, pendiri Yayasan Rahmat, pendiri Yayasan Sumatera Lestari (Yasri), pendiri Pesantren H. Mohammed, Dewan Pembina YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Medan, Dewan Pembina Yayasan UISU Medan, Dewan Penasehat Majelis Adat Budaya Melayu, dan Dewan Penyantun IAIN Sumatera Utara.


Peduli Sosial

Kiprahnya dalam kehidupan sosial bukanlah sesuatu yang istimewa. Baginya memberi bantuan merupakan sesuatu yang biasa dan mengalir begitu saja, meskipun sebagian besar orang menganggap apa yang dilakukannya di bidang sosial sebagai hal yang luar biasa.

Ini telah dibuktikannya, dengan memberi bantuan yang sangat dibutuhkan masyarakat sekitar lingkungan usaha berupa tempat ibadah, sekolah dan lain sebagainya. “Dua pertiga hidup saya saat ini untuk kegiatan sosial,” katanya.

Banyak orang datang dan menyuratinya. Ada yang meminta modal untuk berjualan, membeli becak, biaya pendidikan dan sebagainya. Umumnya permintaan mereka dikabulkan meski dengan persyaratan bantuan yang diberikan harus benar-benar sesuai untuk keperluannya. Jika ia mengetahui dari pemberitaan di media massa atau sumber lain ada orang yang mengalami kesulitan dan sangat tersiksa atau merana tanpa bisa mengatasi karena tidak mempunyai biaya, ia langsung mengirimkan staf untuk mengecek kebenarannya, kemudian mengirimkan bantuan yang pantas dan sesuai kebutuhan.


Panggilan Moralitas Politik

Kehadirannya di dalam dunia politik ditempuh melalui jalan yang cukup berliku. Semula bergabung dan aktif di Golongan Karya (Golkar), sempat terpilih menjadi salah seorang jurkam (juru kampanye) terbaik dan telah banyak memberi kontribusi waktu dan dana. Belakangan merasa kecewa karena perjuangannya mendorong dan menampung aspirasi rakyat kurang mendapat dukungan dari para oknum elit di partainya. Ketika Pemilu 1999 berlangsung dan saat Golkar secara resmi berubah menjadi partai, ia menyatakan keluar dari Golkar dan bersikap netral.

Tatkala mendapat kesempatan untuk menjadi anggota MPR Utusan Daerah Sumut, ia diharuskan memilih salah satu partai. Pilihannya jatuh pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai berlambang Ka’bah ini dianggap cukup fokus dan konsekuen dalam memperhatikan serta mempedulikan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat serta konsisten dengan perjuangan demi bangsa dan negara.

Ketika ia dianggap cukup berjasa dalam menyukseskan Sidang Istimewa MPR yang lalu, sejumlah teman-temannya di PPP dan tokoh-tokoh masyarakat di daerah berharap dan menyarankan agar ia mengambil peluang dan kesempatan duduk di posisi penting di pemerintahan. Tetapi apa kata Rahmat “Ibarat saya sedang duduk di depan meja makan. Semua jenis menu makanan terbaik dan lengkap sudah tersedia di atas meja. Apakah saya harus mengambil makanan lain lagi di meja orang lain?”


Keluarga Segalanya

Banyak orang bertanya bagaimana Rahmat bisa membagi waktu untuk membina keluarga. Kapan dan bagaimana pula kiatnya bisa membangun hubungan harmonis dengan keluarga di tengah kesibukan mengurus usaha, kegiatan sosial politik, hobi dan lainnya. Banyak contoh di masyarakat mengenai keberhasilan seseorang dalam dunia usaha kegiatan sosial politik dan karir profesi tetapi gagal membina dan memiliki keluarga yang bahagia. Sebaliknya malah mengorbankan kepentingan isteri dan anak-anaknya. Kurang memperhatikan keluarga sehingga menjadi fatal akibatnya.

Maka, sepanjang hari Sabtu dan Minggu, biasanya ia menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Walau sedang di Jakarta, Singapura atau Malaysia, jika pekerjaan belum selesai pada hari Sabtu ia akan kembali ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga, menghindar dari berbagai acara undangan resmi. Saat liburan sekolah anak-anak, ia membawa seluruh anggota keluarga berlibur ke luar kota, ke luar daerah, atau ke mana saja. Kadang-kala juga mengajak keluarga masuk tengah hutan di berbagai belahan dunia. Pendeknya, ia selalu berupaya berkumpul dan makan bersama keluarga pada setiap hari Sabtu-Minggu. Hari untuk keluarga itu, diupayakan tidak terganggu oleh pekerjaan serta acara-acara yang tidak ada habisnya. “Saya beruntung mempunyai keluarga yang penuh pengertian sehingga saya berhasil mencapai posisi seperti ini,” katanya.

Seorang pengusaha, menurutnya, belum bisa disebut sukses bila tidak berhasil membangun keluarga. Pengusaha yang sukses selalu bersikap baik terhadap keluarga, memberikan perlindungan, memelihara, membesarkan dan memperlakukan isteri serta anak-anak dengan baik, agar mereka tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang mandiri dan bermanfaat.

Karena keluarga pulalah, ia bersyukur karena tidak bisa berdansa dan menyanyi. Buatnya itu tidak masalah. Berarti Tuhan Yang Mahakuasa sayang dan tahu apa yang baik dan buruk untuk dirinya, sehingga ia bisa membatasi diri untuk keluar rumah seperti ke diskotek, night club, bergembira bersama orang-orang yang tidak dikenal sebelumnya yang penuh kepalsuan belaka yang tujuannya tidak lain hanya berfoya-foya dan menghamburkan harta. Ada hikmah tersendiri baginya, karena tidak bisa berdansa dan bernyanyi sebagai-mana teman-temannya.


copas from *** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia), sumber “50 Tahun Rahmat Shah"

Teknik Nafas dalam menembak

Teknik Nafas dalam menembak

Cara pengambilan nafas dalam melakukan penembakan berpengaruh besar tehadap akurasi tembakan. Pada saat nafas dada bergerak mengembang dan mengempis. Gerakan ini kemudian tersalurkan ke senapan. Akibat saluran energi gerak inilah arah senapan bisa ikut bergerak ke atas dan kebawah. Cara untuk meredamnya, ya. dengan mengatur pernafasan. Mudah secara teori namun sulit untuk di praktekan.


Sniper punya cara untuk mengatur pernapasan saat menembak.sedikitnya,ada tiga teknik yang biasa di gunakan disini.Yakni teknik paru-paru kosong,teknik paru-paru setengah isi dan teknik paru-paru isi tiga perempat.


Teknik paru-paru kosong dilakukan dengan mengambil nafas dalam-dalam sebelum melakukan penembakan. Lalu melepaskan napas sampai habis. Setelah itu tahan beberapa saat dan lepaskan tembakan.


Teknik paru-paru isi setengah dilakukan dengan mengambil napas dalam-dalam. Lalu mengeluarkan udara setengah, menahannya, kemudian melepaskan tembakan


Sementara teknik paru-paru isi tiga perempat, mengambil napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan udara dari paru-paru sekitar seperempat saja. Lalu menahan dan beberapa saat kemudian melepas tembakan.


Tidak ada batasan teknik mana yang paling baik dilakukan. Semua terpulang pada masing-masing individu. Hanya saja, di alam menembak, nafas memang harus diatur sedemikian rupa. Salah satunya dengan tiga teknik di atas.

Kesanggupan Pemburu Indonesia - Terdiri dari 23 Pasal

KESANGGUPAN PEMBURU INDONESIA




23 PASAL


1) Kami pemburu Indonesia sanggup menyediakan dan menyiapkan diri dalam rangka pembelaan serta pertahanan Negara dan Pemerintah apabila diperlukan!

2) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk tidak menyalahgunakan senjata api berburu yang kami miliki untuk melakukan pelanggaran hukum maupun kejahatan!

3) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap UNDANG-UNDANG, PERATURAN-PERATURAN serta KETENTUAN-KETENTUAN dalam bidang PERBURUAN yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia!

4) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk melaksanakan OLAH RAGA BERBURU secara murni dan jujur, dengan penuh dedikasi, dengan menjunjung tinggi kode etik berburu, dengan disiplin pribadi (self dicipline and self controle) yang tinggi dan menurut cara-cara serta aturan-aturan yang telah digariskan Pemerintah!

5) Kami pemburu Indonesia tidak hanya melakukan perburuan SEBAGAI OLAH RAGA dan kegemaran (hobby) akan tetapi juga memikirkan dan turut serta aktif dalam usaha-usaha PELESTARIAN, KONSERVASI dan PRESERVASI: hutan, satwa liar, flora dan fauna maupun sumber sumber daya alam lainnya!

6) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk se-nantiasa memperhatikan serta melaksanakan masalah keamanan dan keselamatan dalam berburu dengan sebaik-baiknya!

7) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk berusaha semaksimal mungkin untuk menembak satwa buruan dengan satu tembakan yang tepat (clean kill) agar satwa buruan tersebut MATI SEKETIKA dan tidak akan menembak sembarangan atau serampangan sehingga dapat mengakibatkan PENDERITAAN YANG LAMA atau cacad (crippled) kepada satwa buruan yang bersangkutan!

8) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk tidak menembak SATWA BURUAN BETINA yang sedang hamil dan satwa buruan yang BELUM CUKUP DEWASA!

9) Kami pemburu Indonesia adalah penggemar olah-raga berburu sebagai hobby dan bukan sekali-kali PEMBURU DAGING (meat hunter). Bukan pembunuh yang berdarah dingin ataupun pemburu yang gemar melepaskan tembakan dengan seenaknya (trigger happy)!

10) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk TIDAK MEMINJAMKAN senjata api berburu kami kepada orang lain yang kemampuan serta kemahirannya dalam menggunakan senjata api diragukan lebih-lebih kepada orang yang tidak berhak menggunakan!

11) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk tidak memasuki dan melakukan perburuan dalam hutan-hutan serta areal-areal yang dinyatakan terlarang untuk dimasuki tanpa izin seperti: Cagar Alam, Margasatwa, Taman Nasional, Hutan Tertutup dan areal-areal lainnya!

12) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk tidak memasuki areal tanah milik rakyat tanpa izin, merusak atau mengambil tanaman maupun buah-buahan di pekarangan, kebun, sawah maupun ladang mereka!

13) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk senantiasa menghindari sikap perbuatan dan tingkah laku yang dapat merusak citra baik pemburu Indonesia dan yang dapat menimbulkan kerusakan, kebakaran, pencemaran udara dan air dalam hutan maupun tempat-tempat perburuan lainnya!

14) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk senantiasa bersikap ramah, sopan santun, bersahabat terhadap penduduk setempat dan tidak akan melakukan paksaan maupun tindakan lain yang dapat melukai hati mereka!

15) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk TIDAK AKAN MENEMBAK, melukai atau menyakiti binatang-binatang atau satwa liar lainnya yang BUKAN MENJADI TUJUAN (TARGET) dari perburuan tersebut!

16) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk tidak mengambil kesempatan memperkaya diri atau MENCARI KEUNTUNGAN APAPUN JUGA!

17) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk berprinsip tidak akan menjual hasil buruan (jarahan) kami untuk kepentingan apapun juga!

18) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk TIDAK MENYIA-NYIAKAN hasil buruan kami tetapi akan kami manfaatkan dengan sebaik-baiknya!

19) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk senantiasa memelihara persaudaraan, persahabatan, persatuan serta kerukunan atas dasar setia kawan, toleransi, loyalitas dan persuasive terhadap sesama pemburu Indonesia dan senantiasa akan menghindari serta menjauhi persaingan, pertentangan dan percekcokkan diantara sesama pemburu. Apabila terjadi hal-hal semacam itu, maka akan kami selesaikan dengan jalan musyawarah dan mufakat dengan penuh obyektifitas dan kesabaran!

20) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk memberi bantuan ataupun pertolongan kepada sesama pemburu yang mendapat halangan maupun kesulitan, demikian pula akan memberikan pertolongan serta bantuan menurut kemampuan kepada penduduk setempat apabila dibutuhkan!

21) Kami pemburu Indonesia sanggup untuk senantiasa menghormati adat istiadat, tradisi, kepercayaan dan keagamaan dari penduduk setempat dalam melaksanakan perburuan!

22) Kami pemburu Indonesia berjanji bahwa apabila kami melanggar kesanggupan serta kode etik berburu, maka kami bersedia untuk mendapat teguran maupun hukuman dari Pimpinan Perbakin yang berwewenang secara berdiri sendiri atau disamping hukuman dari pihak Pemerintah melalui badan Pengadilan maupun Badan Penegak Hukum lainnya!

23) Hal-hal lain yang tidak tertulis dalam Kesanggupan Pemburu Indonesia ini, tetapi yang menyangkut tentang sikap, tingkah laku, perbuatan, kebiasaan (custom) serta tradisi (tradition) dan lain sebagainya yang dapat menjaga, menegakkan serta meningkatkan harkat, martabat serta citra yang baik bagi Pemburu Indonesia akan kami ikuti dan akan kami laksanakan dengan sebaik-baiknya!


SELESAI


JAKARTA,13 JANUARI 1986


P.B PERBAKIN


BIDANG BERBURU

Daftar Hewan yg dilindungi di Jawa Barat

DAFTAR HEWAN YANG DILINDUNGI DI JAWA BARAT

MAMALIA
1. Ajag/Anjing hutan/Asiatic wild dog/cuon alpanus
2. Badak/Javan rhino/Rhinoceros sondaicus
3. Banteng/Bos javanicus
4. Bajing terbang/Spothed giant flying squirre/Petaurista elegans
5. Jalarang/Giant squirrel/Retufa dicolor
6. Kijang/Muncak/Barking Deer/Muntiacus muntjak
7. Kancil/The larger mouse deer/Tragulus javanicus
8. Kucing hutan/Leopard cat/Fellis bengalensis
9. Kucing Bakau/Fishing cat/Fellis viverrinus
10. Landak/Porcupine/Hystrix brachyuran
11. Macan Tutul/Leopard civet/Cynogale Benneti
12. Musang air/Otter civet/Cynogale Benneti
13. Sigung/Stink badger/Mydaus javanensis
14. Rusa/Deer/Cervus timorensis
15. Trenggiling/Pangolin/Manis javanica
16. Tando/Kubung/Flying lemur/Cynocephalus variegates


Primata

1. Owa/Javan gibbon/Hylobates moloch
2. Surili/Javan leaf monkey/Presbytis aygula
3. Malu-malu/slow loris/Nicticebus concang


BURUNG

Bangau(Suku Ciconidae)
1. Bangau tongtong/Lasser adjutant/Leptoptilos javanicus
2. Bangau putih susu/Bluwok/Milky Stork/Mycteria cinerea
3. Bangau hitam/Wooly necked stork/Ciconia episcopus

Kuntul/Cangak/Blekok
1. Kuntul kerbau/Cattle egret/Bubulcus ibis
2. Kuntul arang/Pacipis reef egret/Egretta sacra
3. Kuntul perak kecil/Little egret/Egretta garzetta
4. Kuntul putih besar/great egret/Egretta alba
5. Kuntul perak/plumed egret/Egretta intermedia
6. Cangak Merah/Purple heron/Ardea purpurea
7. Cangak Abu/Grey heron/Ardea cinerea
8. Cangak laut/Great-billed heron/Ardea sumatrana
9. Blekok sawah/Javand pond heron/Ardeola speciosa
10. Kowak Merah/Rufous night heron/Nycticorax caledonicus
11. Kokokan Sungai/Javand pond heron/Ixobrychus flavicollis
12. Kokokan/Cinnamon bittern/Ixobrychus cinnamomeus.

Ibis (Threskioornithidae)
1. Roko-roko/Glossy ibis/Plegadis falcinollus
2. Ibis Kepala Hitam/Black headed ibis/Threskiornis melanocephalus

Pecuk (Phalacrocoracidae)
1. Pecuk ular/Oreinted darter/arhinga melanogaster
2. Pecuk hitam/Little black cormorant/Phalacrocorax sulcirotris
3. Pecuk padi/Little cormorant/Phalacrocorax niger.

Belibis/Itik (Anatidae)
1. Belibis kecil/LAsser tree duck/Dendrocygna javanica
2. Belibis kembang/Whistling tree duck/Dendrocygna arcuata
3. Itik sayap putih/White wing good duck/Cairina scutulate
4. Itik putih kecil/Cottonpygmi goose/Nettapus coromandelianus
5. Itik kelabu/Grey teal/Anas gibberifrons

Capitonidae
1. Tulung tumpuk/Black banded barbet/Megalaema javensis
2. Bututut/Brown-throated barbet/Megalaema corvina
3. Tengeret Truting/Blue-eared barbet/Megalaema australis
4. Bultok kotak-kotak/Lineated barbet/Megalaema lineata
5. Tohtor/Blue-crowned barbet/Megalaema armillaris

Timiliidae
1. Burung kuda/Red-froned laughing thrush/Garrulax rufifrons
2. Burung kopi/Chestnut-backed scimitas blaber/Pomatorhinus montanus
3. Berecet besar/Large wren babbler/Napothera macrodactyla
4. Tepus leher putih/white-collared tree-babbler/Stachyris thoracica
5. Tepus dada putih/White-breasted tree-babbler/Stachyris grammiceps
6. Burung matahari/Spotted sibia/Crocias albonotatus

Zosteropidae
1. Esenangka gunung/Javan grey-throated white-eye/Lophozosterops javanicus frontalis.
2. Burung kacamata jawa/Javan white-eye/Zosterops flavus
3. Burung kacamata gunung/Mountain white-eye/Zosterops montanus
4. Burung kacamata biasa/Oriental white-eye/Zosterops palperbrosus.

Accipitridae dan Pandionidae
1. Elang tikus/Black shouldered kite/Elanus caeruleus
2. Elang bondol/Brahminy kite/Haliastur Indus
3. Elang laut perut putih/White-belied sea eagle/Halieetus leucogaster
4. Elang ular/Crested serpent eagle/Spilornis cheela
5. Elang Jawa/Javan hawk eagle/Spizaetus bartelsi
6. Sikep madu/Honey buzzard/Pernis ptilorhynchus
7. Elang ikan kepala kelabu/Grey headed fish eagle/Lchthyophaga ichthyaetus
8. Elang garis dagu/Besra/Accipiter virgatus
9. Elang sayap coklat/Rufous winged buzzard/Butastur liventer
10. Elang hitam/Black eagle/Ictinaetus malayensis
11. Elang brontok/Changeable Hawk eagle/Spizaetus spirrhatus.

Nectarinidae
1. Burung (br.) madu kelapa/Broen-throeated sunbird/Anthreptes malacensis
2. Burung madu pipi merah/Ruby-cheeked sunbird/Anthreptes singalensis
3. Burung madu hitam gunung/Purple throated subird/Nectarinia sperata
4. Burung madu merah ekor panjang/Scarlet sunbird/Aethopyga mystacalis.
5. Burung madu merah/Crimson sunbird/Aethopyga siparaja
6. Burung madu gunung/Kuhl’s sunbird/Arthopyga eximialis
7. Burung jantung kecil/Little spider hunter/Arachnothera longirostra
8. Burung jantung besar/Long-billed spiderhunter/Arachnothera robusta
9. Burung jantung gunung/Grey-breated spiderhunter/Arachnothera affinis.

Muscicapidae
1. Kipasan/Pied fantail/Rhipidura javanica
2. Kipasan Mutiara/White-bellied fantail/Rhipidura euryura
3. Kipasan merah/Red-taied fantail/Rhipidura poenicura
4. Sikatan dada merah/Maroon-breated Flycather/Philentoma velatum

Phasiandidae
Merak/Green peafwol/Pavo muticus.
Pittiadae
1. Burung Paok cacing/Banded pitta guajana
2. Burung paok hujan/Blue-winged pitta/pitta moluccensis
3. Burung paok hijau/Hooded pitta/pitta sordida

Bucerotidae
1. Rangkong/Rhinaceros hronbill/Buceros rhinoceros
2. Julang/Wreathed hornbill/Rhyticeros undulatus
3. Kangkareng perut putih/Anthracaceros convexus

Laridae
1. Dara laut jambu/Roseata tern/sterna dougali
2. Dara laut sumatra/black-naped tern/S. Sumatrana
3. Dara laut sayap coklat/S.anaethetus
4. Dara laut kecil/S. albifrons

Burhinidae
Wili-wili/Great reef hick knee/Esacus magnirostris
Alcedinidae
Raja udang/King fisher/Alcedonidae – 10 jenis
Sturnidae
Jalak putih/Black winged starling/Sturnus melanopterus


Reptilita dan Ikan

1. Sanca bodo/Rock phyton/Phyton molurus
2. Buaya siam/Siamese crocodile/Crocodilus siamensis
3. Buaya muara/Marah crocodile/Crocodilus porosus
4. Penyu belimbing/Leathery turtle/dermochelys coriaceae
5. Penyu ridel/Grey olive longgerhead/Lepidochelys olivaceae
6. Penyu tempayan/Red brown longgerhead/Carreta carret
7. Ikan belida jawa/Notaterua sp.

Keputusan Menteri tentang musim buru

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN TENTANG PENETAPAN MUSIM BERBURU DI TAMAN BURU DAN AREAL BURU

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Nomor : 461/Kpts-II/1999



TENTANG



PENETAPAN MUSIM BERBURU DI TAMAN BURU DAN AREAL BURU



MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN,



Menimbang :



1. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994, telah ditetapkan ketentuan tentang Perburuan Satwa Buru;

2. bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994, maka dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan tentang Penetapan Musim Berburu di Taman Buru dan Areal Buru.



Mengingat :



1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994;

5. Keputusan Presiden Nomor 122/M Tahun 1998;

6. Keputusan Presiden Nomor 192 Tahun 1998;

7. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 138/Kpts-II/1999;

8. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 245/Kpts-II/1999.



MEMUTUSKAN :



Menetapkan :



KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN TENTANG PENETAPAN MUSIM BERBURU DI TAMAN BURU DAN AREAL BURU.



Pasal 1



(1) Berburu di taman buru dan areal buru hanya dapat dilakukan pada musim berburu.



(2) Musim berburu atas jenis satwa buru di taman buru dan areal buru adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.



(3) Penetapan musim berburu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan dengan syarat sebagai berikut:



1. keadaan populasi dan jenis satwa buru;

2. musim kawin;

3. musim beranak/bertelur;

4. perbandingan jantan betina;

5. umur satwa buru.


Pasal 2



(1) Penatapan musim berburu atas jenis satwa buru di kebun buru dilakukan oleh pemegang kebun buru.



(2) Penetapan musim berburu atas jenis satwa buru sebagai hasil penangkaran di taman buru dilakukan oleh pemegang ijin pengusahaan taman buru sesuai dengan petunjuk Menteri Kehutanan dan Perkebunan.



Pasal 3



Pemburu yang berburu di luar musim buru sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan ini, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.



Pasal 4



Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.



Ditetapkan di : JAKARTA

Pada tanggal : 23 Juni 1999



MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN,

ttd.

Dr. Ir. MUSLIMIN NASUTION



Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI,

ttd.

YB. WIDODO SUTOYO, SH, MM, MBA

NIP. 080023934



Salinan Keputusan ini

Disampaikan kepada Yth. :



1. Sdr. Menteri Dalam Negeri

2. Sdr. Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya

3. Sdr. Menteri Negara Lingkungan Hidup

4. Sdr. Kepala Kepolisian Republik Indonesia

5. Sdr. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I di seluruh Indonesia

6. Sdr. Pejabat Eselon I lingkup Departemen Kehutanan dan Perkebunan

7. Sdr. Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dan Perkebunan Propinsi di seluruh Indonesia

8. Sdr. Kepala Dinas Kehutanan Dati I seluruh Indonesia

9. Sdr. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam seluruh Indonesia



Lampiran



LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Nomor : 461/Kpts-II/1999

Tanggal : 23 Juni 1999



TENTANG



PENETAPAN MUSIM BERBURU JENIS-JENIS SATWA BURU DI TAMAN BURU DAN AREAL BURU

No. JENIS SATWA BURU MUSIM BERBURU

(BULAN)



GOLONGAN BURUNG

1 Siau/Ayam Kalimantan (Rolulus rou-rou) Jan s/d Des

2 Merpati/Dara (Columbia livia) Jan s/d Des

3 Tekukur (Streptospelia chinensis) Jan s/d Des

4 Pecuk padi (Anhingga sp) Jan s/d Des

5 Kowak maling (Nycticorac nycticorac) Jan s/d Des

6 Kumkum putih (Dukula bicolor) Jan s/d Des

7 Bebek rawa (Dendrocyna gugata) Jan s/d Des

8 Angsa Irian (Anseranas semipalmata) Jan s/d Des

9 Pucuk ular (Anhinga melanigaster) Jan s/d Des

10 Itik raja (Todorna rajah) Jan s/d Des



GOLONGAN SATWA KECIL

1 Bajing kelapa (Calloeciurus kalianda) Jan s/d Des

2 Tupai tanah (Tupaia tana) Jan s/d Des

3 Bajing tiga warna (Calloeciurus provosti) Jan s/d Des

4 Bajing gula (Ptaurus breviceps) Jan s/d Des

5 Bajing kepala (Calloeciurus nonatus albescens) Jan s/d Des

6 Bajing kelapa (Calloeciurus notatus) Jan s/d Des

7 Bajing terbang (Petaurilus hosei) Jan s/d Des

8 Kalong (Pteropus vampyrus) Jan s/d Des

9 Bajing coklat Sulawesi (Honnosciurus melanostis) Jan s/d Des

10 Jelarang (Ratufa bicolor) Jan s/d Des

11 Kelinci liar Sumatera (Nesolagus netseheri) Jan s/d Des

12 Bajing besar paha putih (Ratufa affinis) Jan s/d Des

13 Musang air (Vivera tangalinga) Jan s/d Des

14 Musang Jawa (Paradoekonus hermaproditus) Jan s/d Des

15 Musang barvata (Paguma larvata) Jan s/d Des

16 Musang air (Viverriculta malacca) Jan s/d Des

17 Oposum bergaris (Arctagalida trivigata) Jan s/d Des

18 Kera ekor panjang (Macaca) Jan s/d Des

19 Beruk (Macaca nemestriana) Jan s/d Des

20 Lutung (Presbitis cristata) Jan s/d Des

21 Biawak (Varanus beccari) Jan s/d Des

22 Biawak tanjung (Varanus salvari) Jan s/d Des

23 Biawak air tawar (Varanus salvator) Jan s/d Des

24 Biawak totol hitam (Varanus similis) Jan s/d Des

25 Biawak kordensis (Varanus kordensis) Jan s/d Des

26 Biawak air tawar (Varanus kallabeck) Jan s/d Des

27 Kedih (Presbitis thomasi) Jan s/d Des

SATWA BESAR

1 Babi hutan (Sus scrofa, Sus vittatus, dan Sus barbatus) Peb s/d Okt

2 Babi hutan berkutil (Sus verrucosus dan Sus verrucosus blochi) Peb s/d Okt

3 Sapi liar (Bos javanicus) Peb s/d Jun

4 Kerbau liar (Bubalus bubalus) Peb s/d Jun



MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN,

ttd.

Dr. Ir. MUSLIMIN NASUTION

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI,

ttd.

YB. WIDODO SUTOYO, SH, MM, MBA

NIP. 080023934

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.7 tahun 1999 tgl 27 Januari 1999

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TANGGAL 27 JANUARI 1999
LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 1999
TANGGAL 27 JANUARI 1999
TENTANG HEWAN YANG DILINDUNGI DI SELURUH WILAYAH REPUBLIK INDONESIA
I. MAMALIA (Menyusui)
1 Anoa depressicornis Anoa dataran rendah, Kerbau pendek
2 Anoa quarlesi Anoa pegunungan
3 Arctictis binturong Binturung
4 Arctonyx collaris Pulusan
5 Babyrousa babyrussa Babirusa
6 Balaenoptera musculus Paus biru
7 Balaenoptera physalus Paus bersirip
8 Bos sondaicus Banteng
9 Capricornis sumatrensis Kambing Sumatera
10 Cervus kuhli; Axis kuhli Rusa Bawean
11 Cervus spp. Menjangan, Rusa sambar (semua jenis dari genus Cervus)
12 Cetacea Paus (semua jenis dari famili Cetacea)
13 Cuon alpinus Ajag
14 Cynocephalus variegatus Kubung, Tando, Walangkekes
15 Cynogale bennetti Musang air
16 Cynopithecus niger Monyet hitam Sulawesi
17 Dendrolagus spp. Kanguru pohon (semua jenis dari genus Dendrolagus)
18 Dicerorhinus sumatrensis Badak Sumatera
19 Dolphinidae Lumba-lumba air laut (semua jenis dari famili Dolphinidae)
20 Dugong dugon Duyung
21 Elephas indicus Gajah
22 Felis badia Kucing merah
23 Felis bengalensis Kucing hutan, Meong congkok
24 Felis marmorota Kuwuk
25 Felis planiceps Kucing dampak
26 Felis temmincki Kucing emas
27 Felis viverrinus Kucing bakau
28 Helarctos malayanus Beruang madu
29 Hylobatidae Owa, Kera tak berbuntut (semua jenis dari famili Hylobatidae)
30 Hystrix brachyura Landak
31 Iomys horsfieldi Bajing terbang ekor merah
32 Lariscus hosei Bajing tanah bergaris
33 Lariscus insignis Bajing tanah, Tupai tanah
34 Lutra lutra Lutra
35 Lutra sumatrana Lutra Sumatera
36 Macaca brunnescens Monyet Sulawesi
37 Macaca maura Monyet Sulawesi
38 Macaca pagensis Bokoi, Beruk Mentawai
39 Macaca tonkeana Monyet jambul
40 Macrogalidea musschenbroeki Musang Sulawesi
41 Manis javanica Trenggiling, Peusing
42 Megaptera novaeangliae Paus bongkok
43 Muntiacus muntjak Kidang, Muncak
44 Mydaus javanensis Sigung
45 Nasalis larvatus Kahau, Bekantan
46 Neofelis nebulusa Harimau dahan
47 Nesolagus netscheri Kelinci Sumatera
48 Nycticebus coucang Malu-malu
49 Orcaella brevirostris Lumba-lumba air tawar, Pesut
50 Panthera pardus Macan kumbang, Macan tutul
51 Panthera tigris sondaica Harimau Jawa
52 Panthera tigris sumatrae Harimau Sumatera
53 Petaurista elegans Cukbo, Bajing terbang
54 Phalanger spp. Kuskus (semua jenis dari genus Phalanger)
55 Pongo pygmaeus Orang utan, Mawas
56 Presbitys frontata Lutung dahi putih
57 Presbitys rubicunda Lutung merah, Kelasi
58 Presbitys aygula Surili
59 Presbitys potenziani Joja, Lutung Mentawai
60 Presbitys thomasi Rungka
61 Prionodon linsang Musang congkok
62 Prochidna bruijni Landak Irian, Landak semut
63 Ratufa bicolor Jelarang
64 Rhinoceros sondaicus Badak Jawa
65 Simias concolor Simpei Mentawai
66 Tapirus indicus Tapir, Cipan, Tenuk
67 Tarsius spp. Binatang hantu, Singapuar (semua jenis dari genus Tarsius)
68 Thylogale spp. Kanguru tanah (semua jenis dari genus Thylogale)
69 Tragulus spp. Kancil, Pelanduk, Napu (semua jenis dari genus Tragulus)
70 Ziphiidae Lumba-lumba air laut (semua jenis dari famili Ziphiidae)
II. AVES (Burung)
71 Accipitridae Burung alap-alap, Elang (semua jenis dari famili Accipitridae)
72 Aethopyga exima Jantingan gunung
73 Aethopyga duyvenbodei Burung madu Sangihe
74 Alcedinidae Burung udang, Raja udang (semua jenis dari famili Alcedinidae)
75 Alcippe pyrrhoptera Brencet wergan
76 Anhinga melanogaster Pecuk ular
77 Aramidopsis plateni Mandar Sulawesi
78 Argusianus argus Kuau
79 Bubulcus ibis Kuntul, Bangau putih
80 Bucerotidae Julang, Enggang, Rangkong, Kangkareng (semua jenis dari famili Bucerotidae)
81 Cacatua galerita Kakatua putih besar jambul kuning
82 Cacatua goffini Kakatua gofin
83 Cacatua moluccensis Kakatua Seram
84 Cacatua sulphurea Kakatua kecil jambul kuning
85 Cairina scutulata Itik liar
86 Caloenas nicobarica Junai, Burung mas, Minata
87 Casuarius bennetti Kasuari kecil
88 Casuarius casuarius Kasuari
89 Casuarius unappenddiculatus Kasuari gelambir satu, Kasuari leher kuning
90 Ciconia episcopus Bangau hitam, Sandanglawe
91 Colluricincla megarhyncha Burung sohabe coklat
92 Crocias albonotatus Burung matahari
93 Ducula whartoni Pergam raja
94 Egretta sacra Kuntul karang
95 Egretta spp. Kuntul, Bangau putih (semua jenis dari genus Egretta)
96 Elanus caerulleus Alap-alap putih, Alap-alap tikus
97 Elanus hypoleucus Alap-alap putih, Alap-alap tikus
98 Eos histrio Nuri Sangir
99 Esacus magnirostris Wili-wili, Uar, Bebek laut
100 Eutrichomyias rowleyi Seriwang Sangihe
101 Falconidae Burung alap-alap, Elang (semua jenis dari famili Falconidae)
102 Fregeta andrewsi Burung gunting, Bintayung
103 Garrulax rufifrons Burung kuda
104 Goura spp. Burung dara mahkota, Burung titi, Mambruk (semua jenis dari genus Goura)
105 Gracula religiosa mertensi Beo Flores
106 Gracula religiosa robusta Beo Nias
107 Gracula religiosa venerata Beo Sumbawa
108 Grus spp. Jenjang (semua jenis dari genus Grus)
109 Himantopus himantopus Trulek lidi, Lilimo
110 Ibis cinereus Bluwok, Walangkadak
111 Ibis leucocephala Bluwok berwarna
112 Lorius roratus Bayan
113 Leptoptilos javanicus Marabu, Bangau tongtong
114 Leucopsar rothschildi Jalak Bali
115 Limnodromus semipalmatus Blekek Asia
116 Lophozosterops javanica Burung kacamata leher abu-abu
117 Lophura bulweri Beleang ekor putih
118 Loriculus catamene Serindit Sangihe
119 Loriculus exilis Serindit Sulawesi
120 Lorius domicellus Nori merah kepala hitam
121 Macrocephalon maleo Burung maleo
122 Megalaima armillaris Cangcarang
123 Megalaima corvina Haruku, Ketuk-ketuk
124 Megalaima javensis Tulung tumpuk, Bultok Jawa
125 Megapoddidae Maleo, Burung gosong (semua jenis dari famili Megapododae)
126 Megapodius reintwardtii Burung gosong
127 Meliphagidae Burung sesap, Pengisap madu (semua jenis dari famili Meliphagidae)
128 Musciscapa ruecki Burung kipas biru
129 Mycteria cinerea Bangau putih susu, Bluwok
130 Nectariniidae Burung madu, Jantingan, Klaces (semua jenis dari famili Nectariniidae)
131 Numenius spp. Gagajahan (semua jenis dari genus Numenius)
132 Nycticorax caledonicus Kowak merah
133 Otus migicus beccarii Burung hantu Biak
134 Pandionidae Burung alap-alap, Elang (semua jenis dari famili Pandionidae)
135 Paradiseidae Burung cendrawasih (semua jenis dari famili Paradiseidae)
136 Pavo muticus Burung merak
137 Pelecanidae Gangsa laut (semua jenis dari famili Pelecanidae)
138 Pittidae Burung paok, Burung cacing (semua jenis dari famili Pittidae)
139 Plegadis falcinellus Ibis hitam, Roko-roko
140 Polyplectron malacense Merak kerdil
141 Probosciger aterrimus Kakatua raja, Kakatua hitam
142 Psaltria exilis Glatik kecil, Glatik gunung
143 Pseudibis davisoni Ibis hitam punggung putih
144 Psittrichas fulgidus Kasturi raja, Betet besar
145 Ptilonorhynchidae Burung namdur, Burung dewata
146 Rhipidura euryura Burung kipas perut putih, Kipas gunung
147 Rhipidura javanica Burung kipas
148 Rhipidura phoenicura Burung kipas ekor merah
149 Satchyris grammiceps Burung tepus dada putih
150 Satchyris melanothorax Burung tepus pipi perak
151 Sterna zimmermanni Dara laut berjambul
152 Sternidae Burung dara laut (semua jenis dari famili Sternidae)
153 Sturnus melanopterus Jalak putih, Kaleng putih
154 Sula abbotti Gangsa batu aboti
155 Sula dactylatra Gangsa batu muka biru
156 Sula leucogaster Gangsa batu
157 Sula sula Gangsa batu kaki merah
158 Tanygnathus sumatranus Nuri Sulawesi
159 Threskiornis aethiopicus Ibis putih, Platuk besi
160 Trichoglossus ornatus Kasturi Sulawesi
161 Tringa guttifer Trinil tutul
162 Trogonidae Kasumba, Suruku, Burung luntur
163 Vanellus macropterus Trulek ekor putih
III. REPTILIA (Melata)
164 Batagur baska Tuntong
165 Caretta caretta Penyu tempayan
166 Carettochelys insculpta Kura-kura Irian
167 Chelodina novaeguineae Kura Irian leher panjang
168 Chelonia mydas Penyu hijau
169 Chitra indica Labi-labi besar
170 Chlamydosaurus kingii Soa payung
171 Chondropython viridis Sanca hijau
172 Crocodylus novaeguineae Buaya air tawar Irian
173 Crocodylus porosus Buaya muara
174 Crocodylus siamensis Buaya siam
175 Dermochelys coriacea Penyu belimbing
176 Elseya novaeguineae Kura Irian leher pendek
177 Eretmochelys imbricata Penyu sisik
178 Gonychephalus dilophus Bunglon sisir
179 Hydrasaurus amboinensis Soa-soa, Biawak Ambon, Biawak pohon
180 Lepidochelys olivacea Penyu ridel
181 Natator depressa Penyu pipih
182 Orlitia borneensis Kura-kura gading
183 Python molurus Sanca bodo
184 Phyton timorensis Sanca Timor
185 Tiliqua gigas Kadal Panan
186 Tomistoma schlegelii Senyulong, Buaya sapit
187 Varanus borneensis Biawak Kalimantan
188 Varanus gouldi Biawak coklat
189 Varanus indicus Biawak Maluku
190 Varanus komodoensis Biawak komodo, Ora
191 Varanus nebulosus Biawak abu-abu
192 Varanus prasinus Biawak hijau
193 Varanus timorensis Biawak Timor
194 Varanus togianus Biawak Togian
IV. INSECTA (Serangga)
195 Cethosia myrina Kupu bidadari
196 Ornithoptera chimaera Kupu sayap burung peri
197 Ornithoptera goliath Kupu sayap burung goliat
198 Ornithoptera paradisea Kupu sayap burung surga
199 Ornithoptera priamus Kupu sayap priamus
200 Ornithoptera rotschldi Kupu burung rotsil
201 Ornithoptera tithonus Kupu burung titon
202 Trogonotera brookiana Kupu trogon
203 Troides amphrysus Kupu raja
204 Troides andromanche Kupu raja
205 Troides criton Kupu raja
206 Troides haliphron Kupu raja
207 Troides helena Kupu raja
208 Troides hypolitus Kupu raja
209 Troides meoris Kupu raja
210 Troides miranda Kupu raja
211 Troides plato Kupu raja
212 Troides rhadamantus Kupu raja
213 Troides riedeli Kupu raja
214 Troides vandepolli Kupu raja
V. PISCES (Ikan)
215 Homaloptera gymnogaster Selusur Maninjau
216 Latimeria chalumnae Ikan raja laut
217 Notopterus spp. Belida Jawa, Lopis Jawa (semua jenis dari genus Notopterus)
218 Pritis spp. Pari Sentani, Hiu Sentani (semua jenis dari genus Pritis)
219 Puntius microps Wader goa
220 Scleropages formasus Peyang malaya, Tangkelasa
221 Scleropages jardini Arowana Irian, Peyang Irian, Kaloso
VI. ANTHOZOA
222 Anthiphates spp. Akar bahar, Koral hitam (semua jenis dari genus Anthiphates)
VII. BIVALVIA
223 Birgus latro Ketam kelapa
224 Cassis cornuta Kepala kambing
225 Charonia tritonis Triton terompet
226 Hippopus hippopus Kima tapak kuda, Kima kuku beruang
227 Hippopus porcellanus Kima Cina
228 Nautilus popillius Nautilus berongga
229 Tachipleus gigas Ketam tapak kuda
230 Tridacna crocea Kima kunia, Lubang
231 Tridacna derasa Kima selatan
232 Tridacna gigas Kima raksasa
233 Tridacna maxima Kima kecil
234 Tridacna squamosa Kima sisik, Kima seruling
235 Trochus niloticus Troka, Susur bundar
236 Turbo marmoratus Batu laga, Siput hijau

 
Copyright © 2013 BHC - SC | Marque Hard Havard | Probo Prayogo| BHC Shooting Club | All rights reserved